Pesona Sunrise di Pantai Goa Cina Malang

Sunrise Goa Cina

Perlahan sang surya mulai menampakkan wajahnya di tengah gugusan bukit-bukit, membiaskan cahaya oranye nan indah di antara gulungan ombak yang menghempas batu karang berukuran besar. Merangkum lanskap terbitnya matahari di pantai Goa Cina, Kabupaten Malang.

Terlihat pula sejumlah orang berjalan menghampirinya, mencari tempat terbaik menyaksikan momen indah idaman banyak orang. Pun, diantaranya ada juga yang menikmatinya bersama kerabat di tenda-tenda kecil yang berjajar rapi di tepian pantai.

Pesona sunrise di pantai selatan Malang ini memang sangatlah indah dipandang. Meski terbitnya matahari tidak berada tepat di garis laut, namun keindahannya tetap menawan. Fajar berwarna oranye kemerah-merahan menghias birunya langit saat menjelang matahari terbit di balik gugusan bukit. Selang beberapa waktu yang tak lama, perlahan matahari mulai nampak. Cahayanya memapar hamparan pantai, beriring gemuruh ombak yang menghempas karang.

Lanskap tersebut membuat banyak wisatawan terpikat, bahkan rela bermalam demi mendapatkan pemandangan terbaik di pantai Goa Cina. Seperti Aldi, pengunjung asal  Kediri ini rela menginap untuk menyaksikan momen sunrise. Ia bersama temannya mendirikan di tepian pantai.  

Sunrise di pantai yang terletak di Desa Sitiarjo Kecamatan Sumbermanjing Wetan ini berlangsung selama kurang lebih satu jam. Dimulai dari Fajar yang nampak pada pukul 05.30 WIB, secara perlahan disusul dengan munculnya matahari pada pukul 06.00 WIB.

 Tidak hanya keindahan panoramanya saja, pantai ini juga menyimpan sebuah cerita yang menjadi asal-usul penamaanya. Terdapat sebuah goa di dalam bukit yang menjorok ke laut terletak di sebelah barat pantai. Konon, goa ini adalah tempat meninggalnya seorang pertapa berkebangsaan Cina.

Diceritakan oleh Roni (78) warga Desa Sitiarjo, bahwa pertapa itu adalah seorang biksu dari Cina. Ia bersama seorang pengikutnya  bersemedi dengan tujuan mencari jati diri. Selang beberapa tahun biksu tersebut meninggal. Namun tak diketahui secara pasti kapan dan bagaimana meninggalnya.

Untuk mengingat peristiwa tersebut, pihak pengelola pantai Goa Cina memasang banner pada gapura pintu masuk goa yang bertuliskan “di dalam goa ini dulunya merupakan tempat bertapa sorang biksu yang berasal dari Cina dan meinggal pada tahun 1931”. Selain itu juga ada sebuah makam berpagar kayu berwarna merah yang berada di sebelum jembatan menuju goa. Makam ini dipercaya oleh warga setempat adalah makam pengikut biksu tersebut.

Kini keberadaan goa ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Ber-selfie dengan background goa menjadi salah satu spot favorit pengunjung.

Untuk menuju pantai Goa Cina sangatlah mudah. Ada dua pilihan moda transportasi bagi anda. Jika berangkat dari pusat Kota Malang menggunakan transportasi pribadi, maka dibutuhkan waktu tempuh selama kurang lebih 2,5 jam perjalanan dengan kecepatan 60-80 km/jam. Ambil arah menuju Krebet atau Dampit. Kemudian ambil arah menuju pantai Balekambang. Sesampai di perempatan Jalur Lintas Selatan (JLS) ambil jalur kiri menuju pantai Sendang Biru. Pantai Goa Cina dari perempatan itu berjarak kurang lebih 3 km.

Alternatif kedua adalah, Jika anda memilih menggunakan kendaraan umum, anda bisa memulai perjalanan dari Terminal Arjosari menuju Terminal Gadang dengan angkutan kota jurusan AG/GA. Kemudian lanjutkan naik angkot Bison dengan rute trayek Sendangbiru - Sumbermanjing Wetan. Setelah  tiba di Sumbermanjing Wetan anda dapat memilih menggunakan ojek untuk menuju lokasi Pantai Gua China.

Setiba di pintu loket anda akan dikenakan biaya masuk sebesar Rp 8 ribu per orang dan tarif parkir Rp 5 ribu, tentu harga yang sangat terjangkau dengan panorama yang memanjakan mata.